Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Belajar Adaptasi Menjadi Support System bagi Difabel, Lewat Film My Annoying Brother

Views: 9

Solidernews.com – Film My Annoying Brother merupakan film Korea Selatan yang rilis pada tanggal 23 November 2016. Film ini disutradarai oleh Kwon Soo Kyung dan bergenre drama, komedi. Mengisahkan seorang atlet judo nasional yang mengalami kebutaan akibat cedera dalam salah satu kompetisinya, bernama Doo Young. Setelah dinyatakan mengalami kebutaan permanen, Ia jadi suka mengurung diri dan lebih tempramen. Ditambah lagi kedua orang tuanya yang sudah meninggal, sehingga Ia hanya hidup sebatang kara. Berita kebutaan Doo Young pun di dengar oleh kakak tirinya yang sedang menjalani hukuman di penjara. Hal itupun dimanfaatkan oleh kakaknya yang bernama Doo Sik untuk meminta keringanan agar dirinya dibebaskan dengan dalih untuk merawat adiknya yang mengalami kebutaan. Padahal sebenarnya niat Doo Sik adalah untuk mengambil harta warisan adiknya.

 

Kedatangan Doo Sik tidak disambut baik oleh Doo Young karena memang hubungan mereka yang sudah renggang sejak lama. Doo Sik pun tidak memusingkan hal itu karena memang dia tidak peduli pada adiknya dan hanya ingin memanfaatkannya. Mereka lebih sering bertengkar setiap harinya. Hingga suatu ketika pelatih judo Doo Young berkunjung ke rumah mereka. Pelatihnya tetap berusaha membujuk Doo Young untuk kembali mengikuti kompetisi-kompetisi judo. Namun hal tersebut ditolak oleh Doo Young karena ia merasa malu dan pesimis dengan kondisinya saat ini. Pelatihnya juga berulang kali mengingatkan Doo Sik agar memperhatikan Doo Young terlebih untuk menjaga pola makannya karena ia sempat dilarikan ke rumah sakit akibat kurang gizi.

 

Singkat cerita, kedua kakak adik itupun akhirnya mulai akrab kembali. Banyak kegiatan yang mereka lakukan bersama. Mereka juga sudah berdamai dengan masa lalunya. Sudah tidak ada rasa canggung dan gengsi antara keduanya. Hingga suatu saat ada musibah yang menimpa Doo Sik, ia dinyatakan mengidap kanker pankreas dan umurnya hanya 3 bulan. Ia pun mulai frustasi menjalani hidupnya dan mencoba melakukan percobaan bunuh diri. Namun, ia sadar bahwa masih ada adiknya yang harus ia jaga.

 

Doo Sik kemudian mengunjungi pelatih judo adiknya. Ia menceritakan kondisinya dan menginginkan adiknya bisa kembali menjadi atlet judo. Pelatihnya menyanggupi permintaan tersebut. Doo Sik juga konsisten mengajari adiknya banyak hal. Mulai dari memasak, menyiapkan segala kebutuhannya sendiri, dan berjalan dengan bantuan tongkat. Selain itu, ia juga mendesain rumahnya menjadi inklusif. Dimulai dengan pemasangan guiding block, dan mengganti perabotan yang mudah pecah menjadi yang tidak mudah pecah. Hal itu dipersiapkan supaya jika sewaktu-waktu dia meninggal, adiknya sudah bisa mandiri dan menjalani kehidupannya dengan baik. Seiring berjalannya waktu, Doo Young sudah terbiasa melakukan segala aktivitasnya secara mandiri tanpa bantuan kakaknya. Ia juga mulai aktif kembali menjadi atlet judo.

 

Nama Doo Young kembali bersinar di dunia olahraga. Karena ia berhasil lanjut ke babak final pertandingan judo dalam skala internasional. Doo Young mewakili Korea Selatan bertanding di Brazil. Kala itu, ia ingin kakaknya ikut menemaninya ke Brazil. Namun, kakaknya menolak dengan alasan karena sudah mendapat pekerjaan dan harus segera bekerja. Faktanya ia menjalani perawatan di rumah sakit karena sakitnya yang sudah semakin parah. Doo Young pun percaya begitu saja. Ia terbang ke Brazil dengan ditemani pelatihnya. Detik-detik pertandingan dimulai, Doo Young mengetahui fakta bahwa sebenarnya kakaknya memiliki penyakit dan membohonginya. Sesaat emosinya pun memuncak, ia tidak ingin melanjutkan pertandingan dan ingin pulang bertemu kakaknya.

Berkat dorongan pelatihnya, ia kembali bertekad dengan niatnya untuk membawa pulang medali emas untuk dipersembahkan kepada kakaknya. Ketika pertandingan dimulai, ia kembali teringat momen-momen bahagia bersama sang kakak. Ia juga ingat kata-kata kakaknya yang selalu memberikan semangat. Berkat support dari kakaknya, akhirnya ia berhasil memenangkan pertandingan dan membawa pulang medali emas. Tapi takdir berkata lain, ketika ia pulang kakaknya telah meninggalkannya.

 

Namun, ia tidak merasa terpuruk atau mengurung diri seperti sebelumnya. Doo Young justru semakin menunjukkan keberaniannya dan menjalani hidup dengan sangat baik.

 

Tafsiran Nilai Inklusif

Alur film ini sangat menggambarkan bagaimana hancurnya kehidupan seseorang yang awalnya tanpa memiliki hambatan fisik, namun tiba-tiba cedera dan mengakibatkan kerusakan fatal pada salah satu panca indranya. Tentu, kondisi ini dapat memberikan dampak yang signifikan pada kesehatan mental orang tersebut. Terlihat dengan bagaimana ia yang awalnya sangat mengurung diri dan sangat sensitif bila ada orang lain yang mengusiknya. Namun, di sisi lain film ini juga memberikan gambaran kepada pemirsa bahwa dukungan orang-orang sekitar terutama keluarga itu sangat diperlukan bagi para difabel. Bahkan dengan adanya dorongan maupun support semangat, serta afirmasi positif dari orang-orang terdekatnya mampu membawanya menjadi pribadi yang mandiri, tangguh, percaya diri, dan menunjukkan kualitas dirinya bahwa seorang difabel juga bisa unggul dalam bidang apapun bila ia gigih dan bersungguh-sungguh.

 

Film ini sangat menguras emosi dan pikiran bagi para penontonnya. Bagaimana tidak, penonton dibawa dalam alur yang begitu membahagiakan, mengecewakan, maupun menyedihkan. Kecewa dengan sikap kakaknya yang awalnya seolah memanfaatkan keadaan adiknya. Bahagia karena mereka bisa akur kembali dan hubungannya sangatlah harmonis, sehingga Doo Young kembali percaya diri walaupun keadaannya sudah tidak seperti dulu berkat semangat dan kerja keras dari kakaknya. Sedih karena ditengah-tengah kebahagiaan itu terjadi musibah yang menimpa Doo Sik yang divonis mengidap penyakit kanker, sehingga dia memforsir dirinya untuk mengajari adiknya banyak hal dengan sisa waktu yang dia miliki.

 

Pesan moral dari film ini adalah jangan pernah mengecilkan potensi keluarga yang mengalami kedifabelan. Selain itu, menjadi relawan, support system, dan terus memberikan afirmasi positif-lah yang dapat memandirikan sosok difabel. Bukan malah mengurungnya di rumah. Selain itu, bila difabel diberikan arahan, pendidikan, dan kesempatan, semua hal yang tidak mungkin, bisa menjadi mungkin. Seperti tokoh utama yang berhasil meraih kejuaraan internasional pada atlet Judo, meski dirinya adalah difabel netra yang baru dialami di usia dewasa.

 

Selain itu, mendesain lingkungan yang ramah difabel juga menjadi poin penting untuk membentuk difabel yang mandiri. Seperti sikap seorang kakak yang sangat memperhatikan adiknya, Ia memasangkan guiding block dari kamar Doo Young menuju setiap sudut ruangan di rumah mereka, mengganti perabot makan yang berbahan kaca menjadi plastik atau stainless steel, dan memberikan tulisan timbul di setiap pintu kabinet lemari yang ada di dapur supaya memudahkan Doo Young dalam mencari sesuatu. Ia juga membingkai piala maupun hiasan rumah dengan lemari kaca, tujuannya supaya apabila adiknya sedang berjalan dengan meraba-raba barang tersebut tidak akan tersenggol ataupun jatuh, tak lupa ia juga mendesain ulang meja makan yang memiliki sisi tajam di setiap sudutnya menjadi tumpul.

 

Selain itu yang dapat dicontoh dari film diatas yaitu kakaknya berusaha mengembalikan semangat adiknya dengan cara mengajak adiknya untuk mandi di sauna, mengajaknya jalan-jalan untuk membeli baju di mall, lari-lari pagi di taman dekat rumahnya, dan juga membiasakan adiknya setiap pagi untuk duduk berjemur di halaman rumahnya. Hal tersebut ia lakukan untuk membentuk kembali karakter adiknya agar tidak malu bertemu dengan orang lain, sehingga menjadikannya lebih kuat dalam menjalani kehidupannya. Bukan hanya dibiarkan untuk berdiam diri dirumah dan meratapi keadaannya.[]

 

Penulis: Ajeng Safira

Editor     : Ajiwan

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air