Views: 19
Solidernews.com – Komunitas Teratai, sebuah komunitas anak muda dengan difabel netra, mengukir sejarah baru dalam industri film pendek dengan terlibat langsung dalam pembuatan audio description untuk film pendek bersama Minikino Denpasar.
Pada acara festival film week yang ke – 9 di tahun 2023 ini temen-temen Komunitas Teratai membagikan pengalamannya yang unik sebagai bagian dari proyek audio description pada Inclusive Cinema. Dalam wawancara eksklusif, Gusde Surya salah satu perwakilan dari komunitas Teratai menceritakan bagaimana keterlibatannya dalam project ini tidak hanya memberinya kesempatan untuk mengekspresikan kreativitasnya, tetapi juga untuk membuka pintu inklusi bagi difabel.
Gusde Surya, yang telah lama memiliki minat dalam dunia audio dan perfilman, mengatakan bahwa keikutsertaannya dalam pembuatan audio description memberinya kesempatan untuk menyelami keindahan cerita visual melalui pendengaran. “Saya percaya bahwa film adalah pengalaman universal, dan melalui audio description, saya dapat membawa pengalaman itu kepada orang-orang yang tidak dapat melihat seperti saya,” ungkap Gusde Surya dengan semangat.
Proyek audio description untuk Inclusive Cinema bukan hanya tentang memberikan deskripsi detail tentang adegan-adegan visual, tetapi juga mengenai menangkap nuansa emosional dan atmosfer film. Komunitas Teratai bersama tim Minikino Denpasar bekerja keras untuk memastikan bahwa audiens dengan difabel visual dapat merasakan setiap momen dan menyatu dengan alur cerita.
Salah satu pencapaian besar dari proyek ini adalah terciptanya lingkungan kerja inklusif di mana setiap anggota tim merasa dihargai dan berkontribusi maksimal sesuai dengan keahlian mereka. Komunitas Teratai tidak hanya menjadi suara bagi film ini, tetapi juga menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya, membuktikan bahwa semangat dan bakat tidak terbatas oleh disabilitas.
“Ketika kita memberikan kesempatan kepada orang-orang dengan disabilitas untuk berpartisipasi secara aktif dalam industri kreatif, kita membuka pintu untuk berbagai perspektif yang berharga dan berbeda. Komunitas Teratai yang beranggotakan anak muda difabel adalah contoh bahwa hambatan fisik tidak menghalangi potensi dan kontribusi luar biasa dalam dunia seni dan budaya,” kata Edo Wulia, pembina Minikino Denpasar.
Seiring dengan berlangsungnya program minikino film week (MFW) komunitas Teratai berharap bahwa keberhasilan proyek ini dapat menjadi pijakan untuk lebih banyak peluang inklusi dalam industri film dan seni pada umumnya. Dengan semangat penuh, teman-teman komunitas Teratai menantikan masa depan yang lebih inklusif, di mana setiap orang memiliki akses dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam ekspresi kreatif.[]
Reporter : Harisandi
Editor : Ajiwan