Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol simbol biru bagian kanan agak atas sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

ASB Indonesia Latih Relawan dan Mahasiswa Soal WASH Inklusif di Masa Darurat

Views: 3

Solidernews.com – Sebagai wujud totalitas dalam mengemban tugas yang mengacu pada konteks respons kemanusiaan, berbagai mekanisme telah di upayakan. Mulai soal mitigasi bencana, pengurangan resiko bencana, dan berbagai upaya penanaman nilai inklusif untuk kesetaraan dan martabat kelompok rentan selalu disempurnakan. Maka dengan semangat itu, ASB Indonesia melakukan berbagai pelatihan, salah satunya adalah pelatihan WASH inklusif bagi masyarakat.

Arbeiter Samariter Bund (ASB) terus konsisten bekerja dalam isu Penanggulangan Bencana (PB) Inklusif. ASB menemukan bahwa dalam kemitraannya dengan Organisasi Penyandang Disabilitas (OPDis), meninjau ada banyak inisiatif yang dilakukan oleh kelompok difabel dalam memajukan isu PB Inklusif. Begitu pula dengan jaringan relawan mahasiswa yang aktif dalam kegiatan respons kemanusiaan maupun pada masa pemulihan dengan kegiatan psikososialnya.

Meninjau hal tersebut, demi meningkatkan kesiapsiagaan para relawan dan mahasiswa dalam masa darurat, ASB Indonesia mengadakan “Pelatihan Respons Kemanusiaan Bagi Relawan Disabilitas dan Mahasiswa,” pada tanggal 28 – 29 November 2024. Agenda ini dilaksanakan di Balai Pemerintahan Desa KEMENDAGRI, Yogyakarta.

“Pelatihan ini tentunya untuk menambah pengetahuan serta meningkatkan kapasitas relawan disabilitas dan mahasiswa untuk dapat berperan dalam respons kemanusiaan, membuka ruang dialog, dengan dibarengi pemahaman WASH Inklusif,” ujar Didi, salah satu fasilitator ASB Indonesia.

Kegiatan lokalatih ini dihadiri oleh beberapa perwakilan dari berbagai organisasi dan lembaga. Seperti SAPDA, BHAWAYANG, CIQAL, SIGAB Indonesia, DIFAGANA, PSMB UPN, PLD UIN Sunan Kalijaga, UGM, dan sebagainya. Semua terdiri dari para relawan difabel, pemerhati isu kemanusiaan, serta mahasiswa. Sebanyak lebih dari 20 orang ikut meramaikan acara ASB Indonesia selama dua hari ini.

Forum pelatihan yang diagendakan ASB ini memiliki beberapa kerangka acuan. Seperti pemaparan materi, game, quiz, dan forum diskusi kelompok. Pembedahan materi wash inklusif ini berdasar pada “Buku Pedoman Sphere” yang merupakan kerangka acuan global tentang respons kemanusiaan. Seperti pembahasan piagam kemanusiaan, pengantar wash inklusif, standarminimum wash inklusif, dan sebagainya yang berpedoman dari buku sphere.

“Buku Sphere ini merupakan dokumen panduan yang salah satunya mengatur standar operasional layanan air, sanitasi, dan kebersihan (WASH: Water, Sanitation, and Hygiene) dalam situasi darurat kemanusiaan. Di mana ini merupakan kumpulan pengalaman dari para relawan kemanusiaan dari seluruh dunia, yang lalu didiskusikan dan dibentuk untuk menjadi sebuah acuan internasional untuk digunakan dalam situasi tanggap darurat kemanusiaan dengan pondasi mendasar,” tutur Anang selaku fasilitator ASB Indonesia.

Diskursus mendalam menjadi suasana khas saat sesi materi dipaparkan. Utamanya saat mengkaji soal Piagam Kemanusiaan. Dimana menurut buku pedoman sphere, piagam kemanusiaan itu menjelaskan tentang penetapan prinsip-prinsip dasar untuk memastikan respons kemanusiaan, menghormati martabat manusia, melindungi hak-hak mereka, dan memenuhi kebutuhan pokok yang diperlukan untuk bertahan hidup. Piagam ini berfungsi sebagai landasan etis dan hukum yang mendukung standar kemanusiaan dalam situasi darurat.

Selain itu, pembahasan materi secara komperehensif soal inklusifitas, keterlibatan, AMPL (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan) atau juga dikenal WASH turut dibedah. Jarak aman tentang sanitasi, penularan penyakit akibat bencana dan penanggulangannya, akomodasi logistik bagi korban bencana turut menjadi topik pelatihan dalam dua hari bersama instruktur ASB.

Buku Pedoman Sphere yang memiliki total halaman sebanyak 200 lembar lebih ini, turut memaparkan soal standar minimum, indikator kunci, dan pola bagaimana seorang relawan kemanusiaan harus bertindak saat menghadapi situasi darurat kemanusiaan dengan baik. Seperti bagaimana langkah awal yang harus dilakukan, mulai soal cara asesmen, pengumpulan data terpilah terkait penyintas, dan langkah keputusan yang harus diambil. Misalnya soal pembangunan toilet, jamban dengan desain universal, dan pertimbangan soal kelayakan pembangunannya.

Partisipasi peserta pun terpantau sangat aspiratif. Mulai bertanya, mempraktikkan  pembelajaran, hingga saling bertukar pemikiran seputar hasil diskusi yang dipandu oleh fasilitator ASB Indonesia. Dua hari yang banyak meninggalkan kesan mendalam soal kepedulian kemanusiaan. Harapanya pelatihan seperti ini dapat terus dilanjutkan guna terselenggaranya respons darurat kemanusiaan, dengan para relawan yang memiliki kualitas serta paham inklusifitas secara mendalam.

“Aku seneng banget bisa ikut acara ini. Sangat mendalam sekali ilmunya. Serta tentunya memberi banyak wawasan baru seputar WASH Inklusif,” tutur Diki perwakilan PLD UIN Sunan Kalijaga pada 29 November 2024.

“Secara keseluruhan rangkaian pelatihan itu berjalan baik. Tentunya tema yang diajarkan juga sangat menarik serta menambah wawasan seputar WASH Inklusif,” ungkap Andre selaku perwakilan DIFAGANA.

“Kalo aku, suka sekali kegiatan kemarin, karna jadi mulai memahami buku sphere dengan baik,” ujar Doddy selaku perwakilan SIGAB.[]

 

Reporter: Wachid Hamdan

Editor       :Ajiwan

 

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air

Skip to content