Views: 22
Solidernews.com – Saat ini gangguan mental banyak dibicarakan oleh banyak orang, tidak hanya di lingkungan sekitar namun di berbagai platfrom digital gangguan mental banyak diminati untuk dibicarakan. Banyak yang beranggapan gangguan mental itu tidak nyata adanya. Gangguan mental dianggap hanya karangan bagi mereka yang menginginkan perhatian lebih. Atau bagi mereka yang dianggap tidak mempunyai iman sehingga perilaku cenderung anomali.
Gangguan mental mencakup gangguan emosi, pola pikir, perilaku, regulasi suasana hati, gangguan depresi serta gangguan mental lain. karakteristik utama gangguan jiwa adalah kesedihan, kekosongam atau suasana marah dan terganggu yang berdampak signifikan pada kapasitas fungsi individu. Gangguan mental kerap kali dianggap negatif ketika orang individu dengan gangguan mental membuka identitas bahwa ia memiliki salah satu gangguan mental.
Masyarakat memandang berbeda terkait gangguan mental. Pandangan yang terjadi terkait gangguan mental cenderung pada keyakinan kuat bahwa ketidakstabilan yang terjadi adalah hal yang biasa serta keyakinan kuat tentang gangguan jiwa berdasarkan kepercayaan lokal seperti dirasuki jin. Diagnosis medis cenderung tidak dijadikan rujukan utama terkait perubahan terkait perilaku dan emosi yang berubah.
Banyak individu menganggap gangguan mental tidak ada, hal tersebut terjadi hanya ada dalam pikiran saja. Padahal menurut WHO, masalah gangguan mental saat ini menjadi perhatian di seluruh dunia baik negara maju maupun berkembang. Diperkiraan individu dengan gangguan mental diseluruh dunia kisaran 450 juta. Beban gangguan mental mencakup depresi, kecemasan, skizofrenia dan bipolar. Depresi menjadi gangguan mental paling banyak dengan penyumbang utama kematian akibat bunuh diri mencapai 800.000 pertahun.
Seperti diketahui bahwa gangguan mental merupakan masalah Kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi orang pada suatu waktu tanpa memandang usia, jenis kelamin atau wilayah pedesaan dan perkotaan. Gangguan jiwa disebabkan multifaktor, seperti faktor intrinsik seperti faktor yang berpengaruh dalam diri sendiri seperti perilaku. Sedangkan faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar lingkungan individu seperti faktor lingkungan.
Anggapan gangguan mental hanyalah sebuah mindset, membuat individu dengan gangguan mental cenderung akan menyembunyikan jati dirinya. Permasalahan Kesehatan mental berasal dari tiga inti pokok. Pertama, pemahaman Masyarakat yang kurang mengenai gangguan jiwa. Kedua, stigma mengenai gangguan mental yang berkembang di masyarakat. Ketiga, pelayanan Kesehatan mental yang masih kurang.
Stigma terkait gangguan mental
Masyarakat Indonesia memiliki kesadaran rendah terkait Kesehatan mental. Rendahnya kesadaran masyarakat ini disebabkan stigma terhadap individu dengan gangguan mental. Masyarakat cenderung melabeli individu dengan gangguan mental berbahaya dan tidak memberlakukan sama dengan individu pada umumnya. Masyarakat yang memiliki stigma terkait individu dengan gangguan mental cenderung menghindari dan tidak mau memberikan bantuan terhadap individu dengan gangguan mental sehingga mempersulit proses pemulihan.
Dampak yang diberikan terhadap stigma bagi individu dengan gangguan mental dapat memperburuk dan merugikan bagi individu dengan gangguan mental. Individu yang terkena dampak stigma cenderung sulit melakukan interaksi sosial. Sehingga akan berdampak terhadap penurunan kualitas hidup, kesempatan peluang kerja lebih sedikit dan penurunan perawatan Kesehatan.
Tidak hanya stigma bagi individu dengan gangguan mental yang akan berdampak. Bagi masyarakat sekitar akan memberikan dampak di lingkungan masyarakat karena mereka berfikir berada disekitar orang dengan gangguan mental bisa saja mengamuk dan mencelakai sekitar. Hal ini menjadi konsekuensi dari stigma individu dengan gangguan mental.
Stigma terkait gangguan mental dapat dikurangi jika masyarakat menyadari pentingnya Kesehatan mental. Sejumlah cara untuk mengajak masyarakat menyadari pentingnya Kesehatan untuk mengurangi stigma antara lain : Memberikan informasi akurat dan relavan, Penyebaran informasi di era digital menjadi bahasan yang serius. Saat ini banyak informasi dan sumber yang tidak tahu kebenaran sumbernya. Informasi yang akurat dapat diberikan melalui lingkup keluarga terlebih dahulu, agar terciptanya system relasi sosial yang perduli dengan Kesehatan mental khsusnya jika hal tersebut terjadi kepada salah satu anggota keluarga.
Melibatkan diri dalam treatment. Apabila memiliki kerabat atau teman memerlukan treatment kesehatan mental, jadilah pihak yang ikut mensupport serta memberitahu pentingnya treatment tersebut. Treatment akan membantu pemulihan dari gejala gangguan mental yang dialami. Hal ini penting dilakukan untuk membantu proses pemulihan.[]
Penulis: Emsa
Editor : Ajiwan