Views: 9
Solidernews.com – Di tengah hingar-bingar kehidupan remaja, ada dua isu yang perlu dicermati orang tua difabel di Sleman. Pertama, maraknya hiburan malam yang bisa bikin remaja tersesat, dan kedua, proyek pembangunan Liquid di Kronggahan yang bikin banyak orang geleng-geleng kepala. Mari kita kulik keduanya, karena yang satu bikin khawatir dan yang satu lagi bikin kita bertanya-tanya: “Ini proyek apa sih?”
Pembangunan Liquid di Kronggahan bukan sekadar proyek biasa. Arus protes sudah berlangsung sejak 31 Agustus 2024. Banyak yangmenyuarakan, mulai dari warga yang merindukan ketenangan, pemerhati moralitas anak, dampak domino dari hadirnya hiburan malam ini, hingga aktivis lingkungan yang mengingatkan betapa pentingnya menjaga alam. Sementara itu, remaja kita yang beranjak dewasa terpapar berbagai godaan dari hiburan malam. Apakah kita ingin mereka terjebak dalam lingkaran setan yang sama: kebisingan, alkohol, dan entah apa lagi yang bisa merusak masa depan?
Bukan soal kita itu tidak ahli hiburan malam. Namun, anak-anak yang memiliki orang tua difabel, tidak lantas akan terbebas dari ancaman pergaulan negatif. Mulai hiburan malam, kenakalan remaja, hingga kejahatan malam, itu juga berpotensi dilakukan oleh anak-anak yang memiliki orang tua difabel. Apalagi keterbatasan soal pengawasan dan sejenisnya yang di akibatkan oleh kondisi hambatan fisik mau pun sensorik, tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mendidik anak yang beranjak remaja.
Nah, menjadi paradoks bilamana kita sebagai orang tua difabel, yang tidak pernah mendapatkan kesetaraan akses hiburan malam, clubing, karauke eksekutif, dan sejenisnya, tapi harus menanggung dampak dari bisnis hiburan malam yang menjadi sumbu tingkah negatif para remaja. Apa lagi, mereka itu tidak pernah memiliki fasilitas aksesibilitas yang mumpuni, bagi pengunjung difabel.
Menjamurnya Hiburan Malam Jadi Ancaman
Saya melakukan wawancara dengan Yayuk pada 19 Agustus, dan tanggapannya sangat jelas. Yayuk, seorang difabel netra yang tergabung dengan ITMI Sleman, menyatakan, “Saya tidak setuju dengan adanya pembangunan hiburan malam di wilayah ini. Kita sudah punya cukup banyak masalah dengan kebisingan dan gangguan yang ada. Hiburan malam hanya akan menambah masalah, terutama bagi anak-anak dan remaja yang masih mencari jati diri.”
Pada 20 September, saya juga mewawancarai Tugimin, seorang difabel netra yang berdomisili di dekat daerah wacana pembangunan Liquid Kronggahan. Ia menambahkan, “Pembangunan ini tidak hanya merugikan lingkungan, tetapi juga bisa merusak moral generasi muda di Sleman. Kita perlu melindungi anak-anak kita dari pengaruh negatif yang akan muncul akibat proyek ini.”
Bagi orang tua difabel, perhatian ekstra pada anak remaja adalah keharusan. Remaja, yang memiliki kecenderungan kelabilan, sering kali lebih rentan terhadap pengaruh luar. Dengan adanya proyek Liquid yang bisa jadi magnet bagi mereka untuk mencari hiburan, kehadiran orang tua menjadi semakin krusial. Mereka butuh panduan dalam menavigasi dua dunia ini: satu yang menawarkan kesenangan, dan satu lagi yang membawa tantangan.
Jangan hanya melarang anak pergi ke tempat-tempat hiburan malam, tetapi ajak mereka untuk berdiskusi tentang bahaya yang mungkin timbul dari hiburan tersebut. Buka dialog tentang apa yang terjadi di sekitar mereka, termasuk proyek Liquid yang bikin penasaran. Sampaikan bahwa keberadaan tempat hiburan malam bukan hanya sekadar untuk bersenang-senang, tapi juga menyimpan bahaya yang bisa mengintai, terutama di daerah yang akan diubah oleh pembangunan besar.
Upaya Mitigasi Moral Anak Remaja
Sementara itu, di Kronggahan, geliat pembangunan Liquid seakan memberi kesan bahwa semua orang bisa menikmati kesenangan. Namun, banyak suara penolakan dari warga yang takut akan dampaknya: kebisingan, kerusakan lingkungan, moralitas, dan hilangnya ketenangan. Menurut Yayuk dan Tugimin, ini bukan hanya masalah lokal, tetapi juga ancaman bagi moralitas generasi muda.
Parenting pertama yang bisa di lakukan adalah Membangun komunikasi yang baik. Dengan menciptakan suasana di mana anak merasa nyaman untuk berbagi, orang tua dapat lebih cepat menangkap tanda-tanda ketidaknyamanan. Diskusikan juga dampak pembangunan Liquid—apakah benar itu menguntungkan atau justru merugikan? Dengan pemahaman ini, anak akan lebih siap menghadapi realitas yang ada.
Ketika berbincang dengan Prima, seorang difabel netra yang juga berprofesi sebagai guru TPQ, pada 20 September 2024, ia menekankan betapa pentingnya memastikan anak-anak dan remaja berada dalam lingkungan yang positif. Menurutnya, peran orang tua dan pendidik sangatlah krusial dalam hal membentengi anak dari dampak maraknya kemunculan hiburan malam, khususnya yang mulai menjangkiti Sleman area pinggiran.
“Menjaga anak-anak tetap berada di lingkungan yang baik itu adalah kewajiban. Kita harus memastikan mereka dikelilingi hal-hal positif dan jangan pernah lelah untuk terus mengingatkan mereka, terutama saat mereka beranjak remaja,” kata Prima dengan penuh keyakinan.
Ia juga menambahkan bahwa pendidikan moral dan agama memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter anak. “Selain pendidikan formal, pendidikan moral dan agama sangat penting. Anak-anak perlu dibiasakan untuk sibuk dengan hal-hal yang bermanfaat, sehingga mereka tidak terjerumus dalam pergaulan negatif.”
Prima menutup pembicaraan dengan harapannya agar setiap orang tua dan pendidik lebih fokus pada menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung. “Kita harus sadar, anak-anak adalah aset masa depan. Dengan membekali mereka dengan nilai-nilai yang baik, kita bisa mencegah mereka dari pengaruh buruk, terutama dari tempat-tempat yang tidak sesuai, seperti hiburan malam.”
Mari kita bersama-sama menjaga anak-anak kita agar tidak terjebak dalam pesona yang sesaat. Hiburan malam boleh jadi menggoda, tetapi ingatlah, keberanian untuk mengatakan “tidak” pada hal-hal yang merugikan adalah kekuatan yang sejati. Kita bukan hanya melindungi anak-anak kita, tapi juga berkontribusi pada komunitas yang lebih baik, meskipun di tengah hiruk-pikuk pembangunan yang tak kunjung usai.[]
Reporter: Wachid Hamdan
Editor : Ajiwan