Views: 8
Solidernews.com – Aktifitas bermain game, merupakan salah satu hal yang kini lazim dilakukan masyarakat. Tak hanya sekadar sebagai hiburan, aktivitas ini pun mulai jadi ladang cuan sebagai mata pencaharian bagi sebagian orang. Umumnya, mendengar aktivitas ini orang-orang akan langsung membayangkan sebuah aktivitas duduk di depan gaway atau monitor dengan jemari lincah menggerakkan keyboard atau kontroler dan biasanya identik sekali dengan aspek visual. Lalu bagaimana dengan yang mengalami hambatan visual seperti difabel netra? Tentu, teman-teman difabel netra pun bisa menikmati keseruan bermain game yang biasanya diistilahkan audio game.
Audio game adalah jenis permainan video yang dirancang khusus untuk dimainkan tanpa mengandalkan visual, menggunakan suara sebagai medium utama interaksi. Berbeda dengan game konvensional yang mengandalkan grafis, audio game mengandalkan efek suara, musik, narasi suara, dan teknik audio spasial untuk menciptakan pengalaman bermain yang mendalam. Teknologi ini memungkinkan pemain dengan hambatan penglihatan baik totally blind maupun low vision untuk mengakses dan menikmati dunia permainan digital dengan lebih aksesibel.
“Cukup menyenangkan juga, bahkan tidak kalah seru dengan permainan game yang pernah saya coba pas masih bisa melihat dulu,” ungkap Ahmad seorang totally blind.
Sejarah audio game sendiri bermula dari perkembangan game elektronik yang awalnya didominasi oleh pengalaman visual. Atari, merilis Touch Me pada 1974, sebuah game arcade dengan rangkaian cahaya dan nada yang memainkan memori pemain. Kemudian, Milton Bradley mengembangkan Simon pada 1978, game elektronik genggam yang merespons urutan suara dan cahaya, yang kemudian menjadi ikon budaya pop tahun 1980-an.
Teknologi audio game modern berkembang pesat dan menggunakan teknik canggih seperti rekaman binaural dan audio 3D untuk menciptakan pengalaman bermain yang imersif. Pemain dapat menavigasi dunia game hanya dengan mengandalkan suara, efek audio spasial, dan petunjuk suara. Beberapa game bahkan menggunakan getaran ponsel untuk memberikan umpan balik tambahan, menciptakan pengalaman bermain yang mendalam.
Platform game audio kini tersebar di berbagai perangkat. Mulai dari komputer pribadi hingga ponsel pintar berbasis android maupun IOS, menghadirkan beragam pilihan jenis audio game. Audio Game Hub, misalnya, menyediakan beragam game arcade dengan audio spasial yang dapat dimainkan dengan mengaktifkan layar gelap (screen curtain). Aplikasi ini bahkan dilengkapi fitur suara mandiri, sehingga pengguna tidak perlu mengaktifkan TalkBack atau VoiceOver.
Contoh lain audio game yang bisa dinikmati difabel netra adalah karya Muhammad Gagah, sebagaimana telah diulas dalam artikel “Asah Pengetahuan, Muhammad Gagah Ciptakan Game Audio Bagi Difabel Netra” yang sebelumnya telah dipublikasikan di Solidernews. Game tersebut merupakan versi audio game dari kuis legendaris “Who Wants to Be a Millionaire” yang dapat diakses oleh difabel netra.
“Seru mas, game ini jadi berasa nostalgia pas zaman kuis ini ditayangin di televisi, apalagi juga bisa sekalian menguji pengetahuan, gamenya juga mudah dimainkan karena tidak perlu instal ini itu,” ujar Ahmad menceritakan pengalamannya mencoba game kuis karya Muhammad Gagah.
Jauh sebelum itu, beberapa pengembang game telah terinspirasi untuk menciptakan pengalaman yang benar-benar inklusif. Kenji Eno, pendiri Warp, misalnya, pernah menciptakan game Real Sound yang sama sekali tidak memiliki komponen visual. Pada 1997, game ini dirilis untuk Sega Saturn dengan tujuan memberikan pengalaman bermain yang setara antara pemain difabel netra dan awas.
“Selain game kuis itu, beberapa game juga pernah saya coba, ada game kartu UNO, ada game ular tangga, balap mobil, bahkan ada game simulator pesawat juga pernah,” tukas Ahmad antusias.
Komunitas game audio pun terus berkembang. Situs seperti AudioGames.net dan BlindGamers.com telah menjadi tempat para gamer difabel netra menemukan game baru, berbagi pengalaman, dan saling mendukung. Tidak hanya itu, toko aplikasi seperti Play Store dan Apps Store bisa menjadi pilihan teman-teman difabel netra mencari dan mengunduh audio game yang hendak mereka mainkan dengan mudah dan tentunya sangat aksesibel.[]
Reporter: Syarif Sulaeman
Editor : Ajiwan