Search
en id

Gunakan fitur ACCESSIBILITY melalui tombol bagian kanan bawah sebagai preferensi untuk kenyamanan Anda.

Acquired Brain Injury (ABI), Cedera Otak yang Mengakibatkan Kedifabilitasan

Views: 9

Solidernews.com –CEDERA otak akut atau Acquired Brain Injury (ABI). Adalah kerusakan pada otak yang dapat terjadi kapan saja dalam hidup setelah lahir. Bukan bawaan lahir. ABI, dapat menyebabkan berbagai masalah yang tidak sama, antara satu orang yang mengalami ABI dengan lainnya.

 

Istilah cedera otak mengacu pada kerusakan otak yang disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan. Konsekuensi dari cedera serupa, terlepas dari penyebabnya. Mereka kompleks, bervariasi dan tidak selalu terlihat. Kerusakan otak sangat umum, tetapi seringkali kurang dipahami.

 

Cedera otak sering dimanifestasikan dengan difabilitasan fisik. Orang yang terkena tidak dapat lagi berjalan atau berbicara dengan benar, atau mereka menderita hemiplegia. Namun, konsekuensinya lebih jauh: mereka juga memengaruhi perilaku, kecerdasan, dan kepribadian. Namun, cedera otak bukanlah difabel mental atau difabel psikologis.

 

Menurut laman health direct, beberapa faktor disinyalir dapat menyebabkan terjadinya ABI. Beberapa faktor tersebut, di antaranya: (1) trauma atau cedera pada kepala (kadang-kadang disebut cedera otak traumatis); (2) stroke; (3) obat-obatan, alkohol atau racun; (4) tidak mendapatkan oksigen yang cukup ke otak untuk waktu yang lama (misalnya, hampir tenggelam); (5) infeksi; (6) tumor; (7) pukulan; (8) kondisi otak degeneratif (penyakit parkinson, Alzheimer), atau bentuk demensia lainnya.

 

Akibat dari cedera otak, dapat menyebabkan seseorang menjadi difabel. Apakah difabel fisik, intelektual, sesnsorik maupun mental. Berbagai gejala (perubahan) nampak pada seseorang yang mengalami ABI. Beberapa orang memiliki efek perubahan pada fisik. Di antaranya, mengalami kelemahan, gemetar, kekakuan atau keseimbangan yang buruk, kelelahan, perubahan pola tidur, kejang, sakit kepala, serta perubahan dalam penglihatan, penciuman atau sentuhan.

 

Beberapa orang mengalami perubahan dalam kemampuan berpikir atau belajar mereka, termasuk: masalah dengan ingatan, masalah dengan konsentrasi atau perhatian, kesulitan dengan perencanaan atau pengorganisasian, kebingungan, kesulitan dengan komunikasi (mempertahankan percakapan).

 

Ada pula yang mengakibatkan orang memiliki masalah dalam mengatur perilaku atau emosi mereka. Sebagai contoh: perubahan suasana hati, mudah tersinggung atau merasa gelisah, serta perubahan kepribadian.

 

Bagaimana ABI didiagnosis?

 

Untuk mendiagnosisnya, seseorang yang mengalami ABI sering kali akan menjalani pemindaian otak. Hal ini untuk melihat dan menilai tingkat keparahan kerusakan otak. Tergantung pada penyebab ABI, tes lain mungkin juga akan dilakukan.

 

Tenaga medis profesional, dapat melakukan tes terhadap ingatan, pemikiran dan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas sehari-hari. Tes-tes ini digunakan untuk mengidentifikasi jenis masalah yang dialami dan dukungan yang diperlukan.

 

Karenanya, orang yang terlihat adanya gejala perubahan pada fisik, intelektual dan mental, disarankan agar segera mendapatkan penanganan profesional (tepat dan benar). Terlebih, ketika seseorang mengalami gejala ABI, karena suatu peristiwa yang berisiko mengalami kerusakan otak.

 

Penanganan ABI

 

Perawatan akan bergantung pada penyebab ABI. Sebagai contoh, seseorang yang mengalami stroke memerlukan perawatan khusus untuk kondisi mereka. Ini akan berbeda dengan pengobatan untuk cedera kepala atau infeksi.

 

Kebanyakan orang juga memerlukan perawatan untuk masalah spesifik yang disebabkan oleh ABI. Hal ini kemungkinan melibatkan program rehabilitasi yang berfokus pada kesulitan atau hambatan yang dialami.

 

Rehabilitasi membutuhkan waktu. Meskipun perbaikan terbesar biasanya terjadi pada beberapa bulan pertama setelah cedera, pemulihan dapat berlanjut selama bertahun-tahun setelahnya. Beberapa orang mungkin harus hidup dengan beberapa efek ABI secara permanen.

 

Perawatan ABI

 

Hidup dengan ABI dapat menjadi penyesuaian bagi orang dengan cedera otak, keluarga dan pengasuhnya. Pemulihan dapat mencakup tujuan tertentu. Sebagai contoh, mendapatkan kembali keterampilan yang hilang, dan/atau kembali bekerja atau belajar. Hal ini dapat menjadi tantangan.

 

Orang yang hidup dengan ABI, penting sekali menjaga kesehatan dan kesejahteraan yang memberikan kesempatan terbaik bagi otak untuk pulih. Komunitas atau organisasi yang mendukung perawatan orang dengan ABI sangat dibutuhkan.[]

 

Reporter: Harta NinIng Wijaya

Editor      : Ajiwan

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

BERITA :

Berisi tentang informasi terkini, peristiwa, atau aktivitas pergerakan difabel di seluruh penjuru tanah air