Views: 132
Solidernews.com – Oktober adalah Bulan Peduli Sindrom Down atau Down’s Syndrome Awareness Month? Ya, setiap bulan Oktober semua masyarakat dunia diharapkan dapat mengetahui lebih banyak tentang Down Syndrome dan merayakannya.
Faktanya, Down Syndrome adalah kondisi kromosom yang paling umum terjadi. Sekira 6.000 bayi lahir dengan Down Syndrome, atau setara dengan perbandingan 1 dari 700 kelahiran. Seiring dengan perkembangan zaman, para pemilik kondisi ini memiliki ekspektasi rentang hidup yang semakin meningkat, dari 25 tahun di tahun 1980 menjadi 60 tahun di tahun ini.
Orang dengan down syndrome tidak dapat mandiri adalah sebuah mitos yang keliru. Faktanya, orang dengan down syndrome dapat hidup mandiri tergantung bagaimana pola asuh orangtuanya sejak kecil. Dukungan dari orang tua, keluarga, masyarakat dan tenaga medis sangatlah berpengaruh besar terhadap perbaikan tumbuh kembang anak dengan down syndrome.
Kalian ingin mengenal lebih dalam tentang Down Syndrome? Tonton 7 Film dan serial ini.
The Eight Day (1996)
Film dari Prancis yang dirilis tahun 1996 ini disutradarai oleh Jaco Van Dormael. The Eight Day diperankan oleh Pascal Duquenne sebagai Georges seorang laki-laki dengan down syndrome dan Daniel Auteuil yang berperan sebagai Harry, seorang salesman. Film ini memiliki kepekaan moderat, perasaan moderat terhadap kondisi manusia dan manusiawi. Tertawa bersama, menangis bersama, dengan kelembutan hati dan alami, kocak dan penuh kasih sayang manusia, semua ada di film ini.
Jaco van Dormael tidak hanya mencapai sebuah mahakarya, tetapi dia telah mencapai salah satu karya seni monumental yang langka di dunia sinematografi yang tidak dapat diringkas dalam bentuk apa pun. Apakah ini genre drama? Apakah itu komedi? Tidak: ini adalah kisah tentang Georges, seseorang dengan down syndrome, seorang kepribadian cantik yang luar biasa, lucu, menyedihkan, menggelikan, dan penuh kasih sayang.
Seorang salesman perbankan yang sukses, Harry, bertemu dengan Georges. Dalam adegan film, mereka berdua berjalan ke arah yang berlawanan. Dengan ide, masalah dan prioritas yang sangat berlawanan, van Dormael sang sutradara yang terampil meleburkan kedua laki-laki yang tidak terduga ini menjadi persahabatan yang hangat. Tetapi ini lebih dari sekadar persahabatan teman baik yang sedang minum bir. Ini adalah hubungan yang berkembang menjadi kebutuhan yang mendalam bagi keduanya. Alur cerita yang mirip dengan film The Peanut Butter Falcon yakni persahabatan antara seorang pria dengan laki-laki down syndrome.
Peanut Butter Falcon (2019)
Zack Gottsagen adalah seorang aktor dengan down syndrome. Bersama LaBeouf dan Dakota Johnson ia membintangi film yang menuai banyak pujian. Film Peanut Butter Falcon yang dibintangi oleh Zack dan disutradarai Tyler Nilson
Film yang tayang Oktober 2019 lalu ini menuai cukup banyak pujian, selain karena alur cerita yang bagus, aktor Zack Gottsagen juga menjadi aktor dengan down syndrome yang unjuk peran bersama Shia LaBeouf dan Dakota Johnson.
Film yang disutradarai oleh Tyler Nilson dan Michael Schwartz ini mengisahkan seorang dengan down syndrome bernama Zak (Zack Gottsagen) yang kabur dari panti yang mengurusnya untuk bertemu dengan seorang pegulat Salt Water Redneck.
Zak berhasil kabur dengan cara yang cerdas dan unik. Di perjalanan ia bertemu seorang nelayan bernama Tyler (Shia LaBeouf pemeran “Transformer”) yang menemaninya untuk bertemu sang pegulat. Film ini banyak mendapat pujian sekaligus komentar dari kritikus. Ia adalah sebuah penceritaan kekinian sebuah karakter dari novel klasik karya Mark Twain, Huckleberry Finn. Meski bukan adaptasi langsung dari novel The Adventures of Tom Sawyer. Namun film ini terinspirasi dari kisah karakter novel terbitan 1878 itu.
Aktris Dakota Johnson juga bermain dalam film tersebut, sebagai perawat yang dikirim untuk menemukan karakter Gottsagen.
The Peanut Butter Falcon adalah satu dari sedikit film Hollywood yang menampilkan aktor dengan Down Syndrome sebagai pemeran utama.
Sementara di karpet merah premier film itu, sutradara pendamping Tyler Nilson dan penulis Michael Schwartz mengatakan bertemu Gottsagen ketika mereka menjadi relawan di sebuah kamp untuk para difabel. Saat itu Gottsagen mengatakan ingin menjadi bintang film.
Down Swan (2019)
Film Down Swan adalah film Indonesia yang dirilis tahun 2019 dan disutradarai oleh Fuad Akbar film. Film ini mengambil peran para aktor Ario Wahab, Arina Dhisya dan Putri Ayudya, yang bercerita tentang sepasang suami-istri yang baru saja akan mendapatkan seorang anak, namun kebahagian mereka berubah saat mendapatkan diagnosa bahwa anak mereka memiliki down syndrome,
Tiba-tiba wajah kebahagiaan pasangan berubah drastis tersebut bahkan sang istri masih berat menerima kenyataan terlebih saat si anak mulai dewasa. Padahal si istri sebelumnya. membayangkan bahwa saat anaknya mulai tumbuh, dia akan mengajarkan balet, salah satu hobinya, kepada anaknya.
My Idiot Brother (2014)
Masih dari Indonesia, ada juga film bertema down syndrome yang dirilis pada tahun 2014 dan disutradarai oleh Alyandra serta dibintangi Adila Fitri dan Ali Mensan. Film My Idiot Brother ini menceritakan seorang gadis bernama Angel (Adila Fitri) yang sering mendapatkan hinaan dari teman-temannya karena memiliki seorang kakak laki-laki bernama Hendra. Hendra diperankan dengan bagus oleh Ali Mensan yang mengalami down syndrome.
Angel sangat malu dengan kondisi tersebut, Walaupun Angel seperti itu, Hendra tidak pernah bersedih. Ia tetap setia memberikan kasih sayang seorang kakak kepada adiknya.
Karena memiliki kakak yang mengalami keterbelakangan mental, Angel sering diejek oleh teman-temannya ‘si idiot’. Salah seorang gadis di sekolahnya bernama Agnes (Kimberly Ryder) sangat membenci Angel karena dianggap sebagai ancaman untuk mendapatkan hati Aji (Aaron Ashab).
Hendra hidup dengan dunianya sendiri namun tetap menyayangi adiknya. Suatu hari, Aji akan mengadakan pesta ulang tahunnya dengan mengundang semua temannya. Agnes dan Angel bersaing untuk menjadi ratu dalam acara pesta tersebut.
Sayangnya pesta itu berakhir ricuh karena kehadiran Hendra yang membuat Angel begitu malu, padahal kedatangan kakaknya yang penuh perjuangan sebenarnya hanya bermaksud untuk mengantarkan kado yang tertinggal.
Angel lari dari pesta karena rasa malu kemudian mengalami kecelakaan. Kecelakaan ini menyebabkan tak ada seorang pun yang mampu menyelamatkan dirinya selain Hendra. Demi cintanya kepada sang adik, Hendra rela mengorbankan apapun untuk Angel.
“Ini sebuah tantangan untuk menguras emosi penonton,” kata sutradara Alyandra.
Colegas (buddies)
Film tahun 2013 dan berasal negara Brasil ini merupakan film yang menceritakan orang dengan down syndrome terbaik dan telah memenangkan beragam penghargaan. Film yang disutradarai oleh Marcelo Galvão ini bercerita tentang tiga anak dengan down syndrome yang melarikan diri dari panti tempat tinggal mereka. Tujuannya sederhana sekali, mereka ingin memenuhi keinginan masing-masing. Stallone (Ariel Goldenberg) ingin pergi ke pantai dan melihat laut, Aninha (Rita Pokk) ingin mencari seorang suami dan terakhir Marcio (Breno Viola) ingin bisa terbang. Film ini sangat seru dan kocak namun juga mengharukan untuk ditonton.
Adegan demi adegan dibuat dengan senatural mungkin. Termasuk ketika mereka menemui berbagai hambatan dan rintangan.
Cafe de Flore (2011)
Film ini menceritakan dua cerita seperti kisah yang berbeda. dan seolah-olah tidak terkait. Kisah pertama tentang Antoine Godin (Kevin Parent), seorang DJ klub yang dipermainkan pacar barunya. Kisah kedua tentang seorang single parent, Laurent (Marin Gerrier) yang membesarkan seorang anak dengan down syndrome sendiri.
Sebagai film drama romantis yang dibintangi oleh Vanessa Paradis dan Marin Gerrier. Café de Flore (2011) mengambil setting gambar di Paris. Sekilas dua kisah ini tidak berkesinambungan, namun Jean-Marc membuktikan kelihaiannya sebagai penulis naskah film ini.
Kisah pertama dengan latar waktu saat ini mengenai kisah cinta penuh kebimbangan antara seorang Disk Jockey (DJ,) Antoine yang diperankan oleh Kevin Parent dengan kekasih barunya Rose (Evelyne Brochu) dan mantan istrinya Carole (Helene Florent).
Kisah kedua mengambil latar belakang tahun 1960 di Paris, bercerita tentang kasih sayang seorang ibu bernama Jacqueline yang diperankan oleh Vanessa Paradis terhadap anaknya yang memiliki keterbelakangan mental. Laurent diperankan Marin Gerrier. Situasi bertambah runyam dan kacau ketika Laurent jatuh hati pada Vero (Alice Dubois) yang juga memiliki keterbelakangan mental.
Apa hubungan antara kisah Jacqueline dan Antoine ? Ternyata Kevin, Evelyn, dan Helene adalah reinkarnasi dari Jacqueline, Laurent, dan Vero yang meninggal saat terjadi kecelakaan mobil dan mereka dipertemukan kembali dalam satu lingkup kehidupan yang sama.
Film ini mengantarkan Vanessa Paradis meraih penghargaan Best Actress in Leading Role pada 32nd Genie Award. Café de Flore juga merupakan satu-satunya film Jean-Marc Valee, di mana ia sendiri yang bertindak sebagai sutradara, editor, penulis naskah, co-producer, hingga ikut menjadi cameo.
Our Blues
Drama Korea Our Blues adalah drama yang paling banyak diminati dan mencuri perhatian lewat episode terbaru mereka . Pada episode yang ditayangkan pada 22 Mei 2022, aktris Jung Eun Hye menjadi sorotan.
Jung Eun Hye tampil sebagai saudara kembar Young Ok (Han Ji Min) bernama Young Hee yang pergi ke Jeju untuk mencari Young Ok. Ia satu-satunya anggota keluarga Young Ok yang masih ada setelah kedua orangtua mereka meninggal dunia.
Selama penayangan Our Blues, Young Ok digambarkan sebagai seorang perempuan pekerja keras yang misterius. Banyak rumor mengenai kehidupan pribadinya seperti dicurigai memiliki suami dan anak di Seoul yang langsung dibantah olehnya.
Di episode 14, kemudian diperkenalkan sosok Young Hee yang merupakan saudara kembar Young Ok. Young Hee adalah seorang perempuan dengan down syndrome yang tinggal di sebuah fasilitas di Seoul.
Walaupun begitu, Young Hee bisa bekerja paruh waktu di sebuah kedai kopi. Ia juga kerap membantu di fasilitas serta memiliki hobi merajut.
Sosok Young Hee diperankan oleh Jung Eun Hye. Ia menjadi sorotan sebagai aktris dengan Down Syndrome pertama di Korea Selatan. Penampilannya di sana pun membuat publik kagum akan kemampuan aktingnya.
Jung Eun Hye juga seorang pelukis yang aktif selama 9 tahun belakangan. Ia bernaung di bawah Jamsil Creative Studio of the Soul Coultural Foundation dan memulai karier melukisnya dengan menggambar wajah 4.000 orang di Munho River Market, Yangpyeong pada 2016 dan dikenal sebagai pelukis ‘Your Face’.
Jung Eun Hye juga kerap berbagi kehidupan sehari-harinya sebagai pelukis di channel YouTube Your Face Eun-Hye. Kisahnya juga diceritakan melalui film dokumenter berjudul Your Face dan memenangkan Excellence Award di Seoul Environmental Film Festival 2021. Film dokumenter tersebut rencananya dirilis 23 Juni 2022.
Jung Eun Hye sebenarnya adalah orang dengan down syndrome. Aktris yang saat ini banyak dibicarakan ini banyak menghabiskan waktu di rumah dan mulai mengalami kemunduran dengan menunjukkan gejala obsesif-kompulsif penglihatan, dan skizofrenia. Kisah Young Hee yang menunjukkan gejala skizofrenia dalam drama sebenarnya adalah kisah Jung Eun Hye sendiri.[]
Penulis: Astuti Parengkuh
Editor : Ajiwan Arief