Views: 16
Solidernews.com, Yogyakarta. Pengumuman hasil Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) SMP Kota Yogyakarta tahun 2025 selain jalur Prestasi Akademik diumumkan Rabu (25/6/2025). Jalur yang dimaksud adalah jalur Domisili, Afirmasi, Penyandang Disabilitas, dan Mutasi/Kemaslahatan Guru. Pengumuman dilakukan secara daring melalui situs resmi SPMB Kota Yogyakarta.
Sebanyak 172 siswa difabel dinyatakan lolos dalam SPMB tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kota Yogyakarta tahun ajaran 2025/2026. Dari total 197 pendaftar difabel, seluruh kuota inklusif di 16 SMP Negeri terisi penuh.
Kabar ini disambut baik oleh Unit Layanan Disabilitas (ULD) Kota Yogyakarta, yang menyebut pencapaian ini sebagai langkah penting dalam memperluas akses pendidikan inklusif yang setara.
“Ini kemajuan yang sangat berarti. Semua kuota di SMP Negeri terisi. Bagi yang belum tertampung, kami sudah siapkan rujukan ke SMP swasta,” ujar Plt Kepala UPT ULD Kota Yogyakarta Dian Yunila Handayani.
Dari 25 siswa difabel yang belum tertampung di sekolah negeri, ULD Kota Yogyakarta akan memfasilitasi penempatan mereka di 11 SMP swasta yang telah menjalin kerja sama. Seluruh biaya pendidikan akan ditanggung oleh Jaminan Pendidikan Daerah (JPD) Kota Yogyakarta, memastikan tidak ada anak difabel yang tertinggal dari pendidikan menengah pertama.
Peran orangtua utama
Disampaikan pula, bahwa dari 25 siswa yang tidak lolos, satu di antaranya mencabut berkas, pasca pengumuman SPMB, Rabu (25/6). Yang bersangkutan memutuskan untuk bersekolah di SMP swasta, di luar rujukan ULD. Untuk itu, biaya pendidikan siswa yang bersangkutan tidak ditanggung JPD.
Tinggal 24 siswa yang akan dirujuk ke SMP Swasta. Berikutnya Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta mengagendakan mengundang para siswa berserta orang tua mereka, untuk berdialog menentukan sekolah swasta pilihan. Kegiatan akan dijadwalkan pada Selasa, 1 Juli 2025. Diinformasikan juga, total kuota yang diberikan 11 SMP Swasta yang berkerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, sebanyak 41 kursi.
Dian Yunila juga mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam mendampingi anak-anak difabel dalam proses transisi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
“Kami menghimbau para orang tua untuk terus memberikan perhatian, dukungan, dan pendampingan penuh. Masa depan anak-anak sangat ditentukan oleh keberhasilan mereka di dunia pendidikan,” tegasnya.
Role model pendidikan inklusif
Kota Yogyakarta memang dikenal sebagai salah satu daerah pionir dalam pengembangan pendidikan inklusif di Indonesia. Dengan hadirnya ULD di bawah Dinas Pendidikan dan dukungan anggaran seperti JPD, komitmen ini semakin menguat dari tahun ke tahun.
Namun tantangan belum selesai. Pemenuhan sarana belajar, pelatihan guru, serta adaptasi lingkungan sekolah masih terus menjadi PR bersama agar inklusivitas tidak berhenti di angka penerimaan saja, tetapi benar-benar terasa dalam keseharian anak-anak difabel di sekolah.[]
Reporter: Hartan Nining Wijaya
Editor : Ajiwan